Prieharti*
Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 850 gunung berapi aktif. Sekitar 127 gunung berapi aktif tersebut berada di Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan dan informasi akan bahaya material vulkanik yang dimuntahkan saat gunung api meletus menjadi semakin penting.
Debu vulkanik adalah debu atau abu yang berasal dari letusan gunung api. Bentuk permukaan debu vulkanik itu berbeda dengan debu biasa. Bila debu biasa permukaannya bulat, maka debu vulkanik memiliki permukaan yang tajam/runcing. Paparan debu biasa saja memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia, apalagi debu vulkanik yang permukaannya tajam.
Debu vulkanik mempunyai dampak buruk. Hal tersebut sangat tergantung dari jarak jangkauan paparannya. Pada daerah yang sangat dekat dengan lokasi letusan, masyarakat harus mewaspadai gas-gas beracun yang mematikan. Sementara pada daerah berjarak menengah, partikel yang masuk ke saluran napas bawah dan paru-paru dapat menyebabkan kerusakan paru, radang paru bahkan gagal napas. Untuk daerah yang jauh dari erupsi/letusan, sifat paparannya sedikit, akan tetapi bila terjadi secara terus-menerus karena erupsi terjadi berkepanjangan maka dapat menyebabkan penyakit paru atau gangguan saluran pernafasan kronik. Gangguan kesehatan yang timbul akibat erupsi gunung berapi yang diuraikan di sini adalah gangguan pada pernapasan, mata dan kulit.
Dampak terhadap pernapasan
Semakin jauh lokasi letusan gunung api, semakin besar bahayanya bagi pernapasan manusia. Hal ini dikarenakan material vulkanik yang dapat terbang jauh adalah partikel yang berukuran lebih kecil yaitu debu. Sebagaimana kita ketahui, material vulkanik yang dimuntahkan saat gunung berapi meletus dapat berupa batu, pasir dan debu.
Partikel debu yang masuk melalui saluran pernapasan dapat menimbulkan iritasi/gangguan saluran pernapasan dan infeksi atau lebih dikenal dengan istilah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Paparan debu vulkanik juga dapat meningkatkan risiko timbulnya kekambuhan pada penderita penyakit pernapasan seperti asma (gangguan pernapasan yang ditandai dengan sulit bernapas dan rasa sesak dalam dada), bronkitis (radang cabang tenggorok) dan enfisema (penyakit paru obstruktif kronik: sumbatan saluran paru).
Gejala-gejala yang timbul setelah seseorang terpapar debu vulkanik diantaranya; meningkatnya sekresi dahak, iritasi dan radang tenggorokan, batuk kering, dada sakit/sesak, gangguan saluran pernapasan dan kesulitan bernapas (sesak napas, napas berbunyi atau napas menjadi pendek-pendek).
Dampak terhadap mata
Permukaan debu vulkanik yang tajam dapat menyebabkan iritasi/gangguan pada mata seperti mata memerah, mata terasa gatal atau malah perih, keluar air mata terus-menerus atau mengeluarkan kotoran mata (belek-Jawa). Debu vulkanik juga dapat menimbulkan kerusakan kornea mata. Kerusakan pada kornea mata dapat terjadi bila kita mengucek atau menggosok mata yang terkena debu vulkanik. Hal ini akan menimbulkan baretan (Jawa) atau goresan pada kornea. Baretan tidak akan menyebabkan kebutaan, tetapi bila disertai infeksi dan kuman, dapat mengakibatkan luka sehingga menyebabkan kebutaan. Untuk itu, bila mata terkena debu vulkanik, jangan sekali-sekali menguceknya akan tetapi cukup disiram dengan air bersih.
Orang yang paling berisiko terkena iritasi adalah orang yang memakai lensa kontak. Agar terlindung dari efek yang lebih buruk, selama terjadi hujan abu, sebaiknya lensa kontak dilepas dan gunakan kaca mata untuk melindungi mata.
Dampak terhadap kulit
Meskipun jarang terjadi, dampak debu vulkanik dapat menyebabkan gangguan kulit, terutama pada orang dengan tipe kulit sensitif. Efeknya dapat berupa timbulnya kemerahan pada kulit. Debu vulkanik juga dapat menimbulkan dermatitis (radang kulit). Dermatitis ditandai dengan munculnya ruam (bintil-bintil) kemerahan, bintik-bintik (titik) merah dan gatal-gatal pada area yang terpapar debu vulkanik.
Bila debu vulkanik mengenai rambut dan kulit kepala, jangan biarkan menempel terlalu lama dan jangan digosok. Siram dengan air bersih yang mengalir.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak buruk debu vulkanik bagi kesehatan kita. Bila hujan abu masih pekat, kurangi aktivitas di luar rumah, bila harus beraktivitas di luar rumah, kenakan masker dan busana tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang). Apabila tidak ada masker dapat menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk menutupi mulut dan hidung. Lindungi rambut dan kepala dengan mengenakan topi atau kerudung. Tak kalah penting adalah perhatikan asupan makanan bergizi agar daya tahan tubuh tetap bagus sehingga tidak jatuh sakit.
*berkarya di Akbid YLPP Purwokerto
** Artikel ini telah di muat di Banyumas Pos
Referensi:
- E-encylopaedia Sains. Jakarta : Erlangga,2009.
- gayahidup.inilah.com diakses 24/02/2014.
- health.detik.com diakses 04/03/2014.
- id.wikipedia.org diakses 03/03/2014.
- lamongankab.go.id diakses 04/03/2014
- webkesehatan.com diakses 20/02/2014.
- www.belantaraindonesia.org diakses 20/02/2014.