Oleh : Prieharti*

Penyakit yang Anda derita sebetulnya dapat ditimbulkan dari lingkungan kerja Anda. Pengetahuan tentang penyakit yang dapat ditimbulkan dari tempat kerja Anda, diharapkan akan dapat mencegah Anda terkena penyakit-penyakit tersebut. Dengan tidak terjadinya penyakit maka status kesehatan akan menjadi optimal sehingga dapat meningkatkan produktivitas Anda di tempat kerja.

Apabila pekerjaan Anda menuntut berjam-jam di depan komputer, atau duduk seharian penuh di kantor, atau mengoperasikan mesin-mesin pabrik, atau bahkan mengolah bahan-bahan kimia, tanpa disadari hal tersebut dapat memicu penyakit pada diri Anda.

      Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Menurut ILO (International Labour Organization) Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit dengan penyebab yang spesifik atau berhubungan kuat dengan pekerjaan.

Kategori Penyakit Akibat Kerja

Menurut WHO ada empat kategori Penyakit Akibat Kerja, pertama, penyakit yang penyebabnya diduga merupakan satu-satunya penyebab atau hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumokoniosis (semua penyakit paru yang disebabkan oleh inhalasi debu kronik, biasanya debu yang berasal dari lingkungan atau pekerjaan). Kedua adalah penyakit yang penyebabnya diduga bukan satu-satunya penyebab atau yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma bronkhogenik (tumor paru yang ganas).

    Kategori Penyakit Akibat Kerja ketiga adalah penyakit yang penyebabnya diduga memperberat gejala penyakit yang sudah ada atau penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronkhitis kronis (radang cabang tenggorok yang tidak sembuh-sembuh). Yang keempat adalah penyakit yang penyebabnya diduga memicu munculnya/timbulnya gejala penyakit yang sudah ada, misalnya asma (gangguan bernafas yang sering bersifat alergis ditandai dengan sulit bernafas dan rasa sesak di dada atau lazim disebut penyakit sesak napas).

Penyebab dan Jenis Penyakit Akibat Kerja

Pada umumnya penyebab terjadinya penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah karena ada ketidakseimbangan antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja. Penyebab penyakit akibat kerja dapat dikelompokkan dalam lima faktor. Faktor pertama adalah faktor fisik, yang meliputi suara (kebisingan), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan udara, vibrasi (getaran) dan pencahayaan/penerangan.

Faktor kedua adalah semua bahan kimiawi yang digunakan dalam lingkungan kerja dan dapat menimbulkan gangguan yang dapat berbentuk debu , uap atau asap, bau gas dan larutan asam dan basa. Ketiga adalah faktor biologi yang berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Termasuk binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mengganggu seperti nyamuk, kecoa, lalat, lumut, taman yang tidak teratur dan lain sebagainya.

      Keempat adalah faktor fisiologis yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan ( ergonomi) seperti desain tempat kerja, meja atau kursi yang terlalu tinggi dan lain-lain. Kelima adalah faktor sosial psikologi yaitu suasana kerja yang tidak harmonis yang dapat menimbulkan stres kerja dengan gejala psikosomatis (berkaitan dengan gangguan emosi atau mental) berupa mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar dan lain-lain.

Beberapa penyakit akibat kerja atau hubungan kerja diantaranya, penyakit paru dan saluran pernafasan, penyakit kulit, kerusakan pendengaran, gejala pada punggung dan sendi, kanker, liver, masalah neuropsikiatrik (masalah psikiatri yang berhubungan dengan neurofisiologi fungsi otak), dan beberapa penyakit lain yang tidak diketahui sebabnya seperti alergi, gangguan kecemasan, sick building syndrome (situasi munculnya gejala penyakit yang berhubungan dengan kondisi di dalam ruangan kantor) dan multiple chemical sensivities (kepekaan terhadap beberapa bahan kimia tertentu).

Menurut Muchtaruddin Mansyur SpOK, Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis Okupasi FK-UI, ada empat penyakit utama akibat pekerjaan yaitu penyakit saluran nafas dan paru, serta penyakit otot dan rangka. Ada juga gangguan lain seperti THT (telinga, hidung dan tenggorokan) dan gangguan penyakit dalam (keracunan, ginjal dan hati). Penyakit akibat kerja biasanya bersifat reversibel (bolak-balik), sehingga dibutuhkan penanganan yang serius dan komprehensif.

Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Pencegahan Penyakit Akibat Kerja dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, pencegahan primer, sekunder dan tersier. Dalam pencegahan primer yang harus diperhatikan adalah perilaku kesehatan, faktor bahaya di tempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga dan gizi seimbang.

Sedangkan pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian melalui perundang-undangan, pengendalian administratif atau organisasi, misal dengan pembatasan jam kerja atau rotasi pekerjaan, melakukan pengendalian teknis dengan menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri seperti masker, helm, alat pelindung telinga dan lain-lain), pemasangan ventilasi dan lain-lain, serta dengan melakukan pengendalian melalui jalur kesehatan yaitu imunisasi.

Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pra-kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, pengawasan, pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja dan pengendalian segera di tempat kerja.

Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap Penyakit Akibat Kerja. Beberapa tips dalam mencegah Penyakit Akibat Kerja diantaranya adalah sebagai berikut:

  •  Memakai APD ( Alat Pelindung Diri) dengan benar dan teratur.
  •  Mengenali resiko pekerjaan.
  •  Segera datang ke tempat kesehatan apabila terdapat luka atau gangguan yang berkelanjutan.

Kondisi fisik yang sehat sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari termasuk dalam bekerja. Kepedulian dan kesadaran akan jenis pekerjaan dan juga kondisi pekerjaan akan dapat meminimalisasi gangguan penyakit yang menyerang. Dengan dukungan dari kantor atau perusahaan yang sadar kesehatan, maka tempat kerja akan menjadi lahan yang mendatangkan keuntungan dan bukan mendatangkan penyakit.

*berkarya di Akbid YLPP Purwokerto

**telah dimuat di Banyumas Pos

Sumber Referensi

  1. Notoatmodjo,Soekdijo.2007.Kesehatan Masyarakat:ilmu dan seni.Jakarta:Rineka Cipta.
  2.  rektor.uin-malang.ac.id
  3.  www.health.detik.com
  4.  www.makalahkesehatankerja.info
  5. www.surabaya-ehealth.org
  6. www.yankes.itb.ac.id