Prieharti*
Perasaan nikmat, nyaman, tenang dan gembira yang awalnya dicari dan diperoleh seseorang dengan menggunakan narkoba, adalah kepuasan semu belaka. Orang yang kecanduan narkoba dapat diibaratkan sedang memasukkan diri sendiri ke dalam lumpur hisap sehingga akan kesulitan untuk keluar.
Penyalahgunaan narkoba berdampak sangat banyak, contohnya seperti kerusakan organ-organ tubuh. Hal ini berarti penyalahgunaan narkoba akan menimbulkan bermacam penyakit jasmani. Selain itu kecanduan narkoba juga dapat menimbulkan rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kebangkrutan keuangan, putus sekolah, putus hubungan kerja, ketergantungan (kecanduan) dan kehancuran masa depan. Namun demikian, jumlah pecandu narkoba dari tahun ke tahun tidak menunjukkan penurunan, melainkan bertambah banyak. Baik banyak dalam hal jumlah pengguna maupun dalam jenis narkoba yang dikonsumsi.
Faktor Penyebab
Pecandu narkoba memiliki alasan masing-masing sehingga mereka dapat terjebak menggunakan narkoba. Beberapa faktor penyebab seseorang menggunakan narkoba diantaranya adalah; agar terlihat gaya, solidaritas kelompok/komunitas/genk, coba-coba, melupakan masalah, menghilangkan rasa sakit, melenyapkan kejenuhan serta agar dianggap dewasa.
Zat terlarang jenis tertentu memang ada yang dapat membuat pemakainya seakan menjadi lebih berani, keren, percaya diri, santai dan lain sebagainya. Hal ini membuat sekelompok orang di kalangan tertentu tidak bisa lepas dari kecanduan zat tersebut. Demikian pula faktor solidaritas kelompok. Bila ketua atau beberapa anggota kelompok yang memiliki pengaruh pada kelompok/genk itu telah menggunakan narkoba, besar kemungkinan anggota yang lain pun akan menggunakannya baik secara terpaksa atau suka rela.
Seseorang mencicipi narkoba bisa karena awalnya memang hanya coba-coba. Tanpa disadari dan diinginkan, orang yang sudah mencoba narkoba dapat menjadi ketagihan dan akan melakukannya berulang-ulang tanpa bisa berhenti. Sebagian lagi ada yang mencoba narkoba sebagai bentuk pelarian dari masalah yang sedang dihadapinya. Karena menurut mereka, dengan mengonsumsi narkoba akan dapat tidur nyenyak atau menjadi gembira.
Pada orang yang menderita suatu penyakit atau kelainan yang menimbulkan sakit tak tertahankan, ada juga yang mengambil jalan pintas untuk mengobati sakit yang dideritanya itu dengan menggunakan narkoba. Tentu saja cara ini tidak tepat. Beberapa orang lainnya menggunakan narkoba hanya untuk menghilangkan kejenuhan, karena beranggapan narkoba dapat memberikan kenikmatan yang menyebabkan halusinasi/khayalan yang menyenangkan.
Pecandu yang masih muda pada awalnya menggunakan narkoba dilandasi keinginan agar dianggap telah dewasa. Dengan menjadi dewasa seolah-olah dia boleh bertindak semaunya sendiri, merasa sudah matang, bebas dari pengaruh orang tua dan guru dan lain-lain.
Morfin alami
Pada dasarnya semua manusia telah memiliki morfin alami yaitu hormon endorfin. Hormon ini terletak di antara 2 (dua) alis. Hormon endorfin adalah hormon pemicu kebahagiaan alami pada tubuh kita, sehingga dapat juga disebut sebagai hormon kebahagiaan.
Hormon endorfin tidak akan muncul dengan sendirinya akan tetapi harus diaktifkan. Cara mengaktifkan hormon ini adalah dengan makan makanan yang pedas dan berolah raga. Mengonsumsi cabai dapat meningkatkan endorfin sehingga seseorang menjadi gembira dan bersemangat. Bila seseorang berolah raga, tubuhnya akan melepaskan berbagai hormon termasuk endorfin. Itu sebabnya sesudah berolah raga orang cenderung akan merasa nyaman dan bahagia.
Menurut dr. Aisah Dahlan, Ketua Yayasan Sahabat Rekan Sebaya, dengan mengaktifkan morfin alami, maka manusia tidak akan membutuhkan morfin sintetis berupa narkoba. Selanjutnya dr Aisah menyebutkan bahwa morfin alami juga dapat diaktifkan dengan cara tersenyum, tertawa, dibelai, bergerak/olah raga, dan menyanyi ataupun mengaji.
Senyum yang dapat mengaktifkan hormon kebahagiaan adalah yang dilakukan secara simetris atau seimbang ke arah kanan dan kiri dan dilakukan selama minimal 7 detik. Jadi mulai sekarang jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tetapi tersenyumlah agar bahagia. Dale Carnegie mengatakan tersenyumlah, maka dunia akan ikut tersenyum, menangislah engkau dan engkau akan menangis sendirian.
Tertawa juga akan membuat hormon kebahagiaan terbuka. Bagaimana agar tertawa? Bisa dilakukan dengan membaca buku humor, menyuruh teman bercerita lucu atau mendengarkan cerita anak yang lucu dan tertawa bersamanya. Pada saat mendengarkan cerita anak, jangan memikirkan di bagian mana yang lucu, akan tetapi nikmati (tertawa) saja dan Anda akan merasa bahagia karenanya.
Belaian orang tua pada anak juga akan mendatangkan kebahagiaan. Bila anak sudah beranjak remaja, terutama bagi anak laki-laki, belaian dapat diganti dengan tepukan pada punggung anak.
Hormon kebahagiaan juga dapat diaktifkan dengan cara bergerak dalam berbagai bentuk, dapat juga dengan menjalankan salat sunah (bagi muslim). Bila sedang bekerja atau kuliah yang tidak memungkinkan berjalan-jalan sejenak, maka dapat dilakukan dengan menggerak-gerakkan tangan atau kaki, tentu dengan tidak menimbulkan suara. Bila sedang belajar di kamar, agar tidak mengantuk atau pada saat seperti akan melamun, bangkitlah sejenak, jalan-jalan dalam kamar minimal 5 (lima) putaran.
Sering-seringlah menyanyi mulai sekarang. Menyanyi tidak harus dengan suara keras atau harus menyewa ruang di tempat karaoke. Tetapi ingat, bila sedang sedih, jangan menyanyi lagu-lagu cengeng, pilih lagu-lagu gembira agar suasana hati berubah menjadi ceria. Bagi umat muslim dapat dilakukan dengan sebentar-sebentar mengaji atau sedikit-sedikit mengaji.
Jadi, dengan mengaktifkan hormon endorfin yang pengaruhnya 200 kali lebih banyak dibandingkan morfin buatan ini, pada dasarnya kita bisa membahagiakan diri tanpa harus tergantung pada narkoba.
*berkarya di Akbid YLPP Purwokerto
**artikel ini telah dimuat di Banyumas Pos
REFERENSI
Dampak Penyalahgunaan Narkoba. Aisah Dahlan. Makalah Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis XI Akbid YLPP Purwokerto tgl 8/12/2013.
bnksurabaya.wordpress.com diakses tgl 13/12/2013
bnn.go.ig diakses tgl 9/12/2013
clear.co.id diakses tgl 10/12/2013