Oleh: Prieharti*
Rematik memang bukan penyakit mematikan. Namun, rematik dapat menimbulkan kecatatan, kelumpuhan, menurunkan kualitas hidup dan menambah beban ekonomi penderita maupun keluarganya.
Rematik merupakan penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri atau radang pada otot, sendi-sendi atau jaringan-jaringan badan. Jadi penyakit ini juga dapat menyerang anggota gerak lain seperti otot, tulang dan jaringan ikat. Rematik lazim dikenal dengan encok atau penyakit tulang.
Rematik sering disebut dengan rheumatismos, rheumatism atau reumatik yang secara sederhana bisa diartikan sebagai kondisi kerusakan sendi akibat tidak lancarnya proses perbaikan secara terus-menerus dalam sendi tersebut. Keadaan tersebut akan semakin parah dengan hadirnya cairan yang dianggap jahat yang mengalir dari sendi dan struktur lain di dalam tubuh. Para ahli kedokteran menggolongkan penyakit ini dalam kelompok penyakit pada sendi atau rematologi.
Penyakit ini tidak saja diderita oleh orang-orang yang tinggal di perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Penderitanyapun tidak pandang usia, namun sekitar 90% penderita rematik adalah orang yang berusia di atas 60 tahun. Perempuan memiliki lebih besar kemungkinan terserang rematik dibanding laki-laki. Kebanyakan penderita rematik lebih menyukai suhu yang hangat dari pada dingin. Cuaca lembab dan dingin dianggap sebagai pemicu atau memperburuk serangan.
Gejala Rematik
Gejala penyakit rematik ini tidak hanya satu macam, tetapi bisa bermacam-macam diantaranya; nyeri sendi , inflamasi (reaksi tubuh terhadap benda asing yang ditandai dengan nyeri, bengkak, panas dan gangguan fungsi organ tubuh) serta peradangan. Gejala selanjutnya adalah adanya rasa kaku pada sendi (akibat desakan suatu cairan di sekitar jaringan tubuh yang sedang mengalami peradangan), bengkak pada sendi (ditandai dengan memerahnya kulit), sendi tidak stabil (karena trauma atau radang di bagian kapsul sendi) dan sendi berbunyi saat digerakkan.
Selain berbagai gejala yang menyerang sendi, ada beberapa gejala rematik lainnya seperti; timbulnya benjolan kecil pada jaringan bawah kulit, pengecilan otot, perubahan fisik di bagian jari dan kuku, fungsi penglihatan terganggu, mudah menangis, murung, susah buang air besar, gerakan tubuh menjadi lamban dan gangguan aktivitas seksual suami-istri.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, untuk memastikan apakah terkena rematik atau tidak, sebaiknya memeriksakan ke laboratorium. Di laboratorium akan dilakukan analisis faktor rematoid (berkaitan dengan atau mirip rematik), antinuklear (ANA) dan asam urat rendah. Selain uji laboratorium, analisis penyakit rematik dapat dilakukan melalui diagnosis radiologik dan cairan sendi dengan alat yang canggih.
Jenis Rematik
Sebetulnya jenis-jenis rematik banyak sekali, bahkan mungkin lebih dari seratus macam. Namun, pada dasarnya bermacam jenis rematik ini dapat dilihat dari penyebabnya. Rematik yang disebabkan karena gangguan sistem kekebalan tubuh disebut dengan rematik artritis. Rematik gout (asam urat) merupakan jenis rematik yang disebabkan karena gangguan metabolisme, sedangkan osteoarthritis adalah penyakit rematik akibat pengapuran atau penuaan.
Rematik artritis
Rematik artritis lebih tepat dinamakan penyakit yang menjengkelkan karena jika sudah menyerang, seseorang akan dibuat jengkel dan kelimpungan. Hal ini tak lain karena penyakit ini bersifat sering kambuh dan datang mendadak saat seseorang beraktivitas. Apalagi bila muncul tonjolan di bagian tertentu atau mengalami komplikasi dengan penyakit lain, kejengkelan akan semakin menjadi karena tubuh serasa tidak sempurna.
Sebaiknya penyakit ini tidak dibiarkan, karena akan merusak sendi dan dapat menimbulkan rasa nyeri hebat. Hal ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat membuat seseorang tidak mampu melakukan pekerjaannya.
Penyakit rematik artritis ini bukan diakibatkan kebiasaan mandi di malam hari, cuaca dingin atau ruangan ber-AC. Penyakit ini juga tidak diturunkan, meskipun memang diakui ada penyakit berupa benjolan yang timbul di jari-jari tangan dapat dipengaruhi oleh gen tertentu.
Ketua Indonesian Rheumatology Association (IRA), Prof. Dr. Dr. Handono Kalim, SpPD KR, menyebutkan penderita rematik artritis akan mengalami gejala-gejala seperti peradangan, merah dan rasa nyeri dari sendi tangan dan kaki disertai gejala-gejala sistemik seperti kelelahan, anemia dan depresi.
Penderita biasanya menganggap hanya rematik biasa, padahal rematik artritis termasuk penyakit berbahaya. Hal ini dikarenakan penyakit ini juga dapat menyerang beberapa organ tubuh seperti jantung, paru dan kulit. Penyakit ini juga cenderung menyerang lebih dari satu persendian sehingga menimbulkan rasa kaku dan nyeri yang menyebar luas.
Pengobatan
Walaupun rematis artritis belum bisa disembuhkan, namun dunia kedokteran telah berhasil menemukan obat-obatan untuk mencegah memburuknya penyakit ini. Obat-obatannya dibagi dalam dua kategori yaitu untuk menghilangkan nyeri dan obat untuk mengendalikan penyakit. Pengobatan penyakit ini mirip dengan hipertensi dan diabetes yang harus rutin minum obat. Hal ini untuk mencegah komplikasi. Kunci lain untuk mengatasi rematik artritis adalah melakukan latihan untuk memperluas jangkauan gerakan misalnya melalui proteksi sendi atau fisioterapi.
* berkarya di Akbid YLPP Purwokerto.
**artikel ini sudah dimuat diBanyumas Pos.
REFERENSI
1. Kamus Saku Mosby.2009. Jakarta:EGC.
2. gejalarematik.com diakses tanggal 13 Juni 2013
3. health.kompas.com diakses tanggal 8 Juli 2013
4. rematik.net diakses tanggal 13 Juni 2013