Pencegahan Osteoporosis*
(bagian pertama)
Prieharti**
Tidak ada kata terlambat untuk mencegah osteoporosis, termasuk pada penderita yang sudah mengalami patah tulang. Tentu akan lebih baik hasilnya apabila pencegahan dilakukan sedini mungkin (saat belum terjadi fraktur/patah tulang). Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan mengatur pola makan, olahraga secara teratur, memilih gaya hidup sehat, cukup asupan vitamin D, dan menghindari melangsingkan tubuh secara berlebihan.
Mengatur pola makan
Pola makan yang diperlukan yaitu yang menunjang kesehatan tulang (bone-friendly diet). Pola makan tersebut berupa menu sehat dan seimbang serta cukup kalsium. Kecukupan kalsium tiap orang berbeda-beda. Berikut tabel kebutuhan kalsium berdasarkan usia.
Tabel Kebutuhan kalsium berdasarkan usia
Usia |
Kebutuhan kalsium per hari |
Kurang dari 1 tahun |
210 – 270 mg |
1 – 3 tahun |
500 mg |
4 – 8 tahun |
800 mg |
9 – 18 tahun |
1300 mg |
19 – 50 tahun |
1000 mg |
Lebih dari 50 tahun |
1200 mg |
Catatan: satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium
Kebutuhan kalsium selain dipengaruhi faktor usia, juga oleh kondisi orang tersebut. Pada ibu hamil, ibu menyusui dan penderita osteoporosis kebutuhan kalsiumnya tentu berbeda dengan orang biasa.
Tabel Kebutuhan kalsium berdasarkan kondisi
Kategori |
Kebutuhan kalsium per hari |
Penderita osteoporosis |
1200 mg |
Ibu hamil |
1200 mg |
Ibu menyusui |
1200 mg |
Sumber kalsium terbaik adalah susu dan produk susu (keju dan yoghurt). Pada orang yang alergi susu atau tidak suka susu, mungkin akan memerlukan suplemen kalsium. Berita baiknya, kalsium juga dapat diperoleh dari bermacam jenis makanan termasuk sayuran dan buah-buahan dengan kandungan kalsium tinggi. Dengan demikian orang yang alergi atau tidak suka susu tetap dapat terpenuhi kalsiumnya apabila menu makanan yang dipilihnya mengandung cukup kalsium.
Susu merupakan sumber terbaik kalsium.

Sumber gambar: https://pixabay.com/en/milk-glass-of-milk-calcium-266997/
Sumber kalsium hewani diantaranya hati, kuning telur, mentega, sup tulang, daging sapi, udang, tiram (sea food), ikan (makarel, sardin, salmon, tuna) dan ikan yang dimakan dengan durinya (ikan teri, rebon, belut dan pindang duri lunak).
Udang rebon dan teri juga termasuk makanan sumber kalsium

Sumber Gambar: https://www.tokopedia.com/oleholehjawa/udang-rebon
Sumber kalsium nabati terdapat pada kacang-kacangan seperti; kedelai (dan hasil olahannya seperti: tahu, tempe, oncom), kacang hijau, dan kacang merah (kacang tolo/tunggak). Sayuran sumber kalsium contohnya daun lamtoro, daun kelor, daun kacang panjang, daun pepaya, daun katuk, daun singkong, daun labu, daun melinjo, daun bawang, selada air, brokoli, kale (sejenis brokoli), bayam, kubis/kol, wortel, tomat, kangkung dan ketimun.
Daun lamtoro dan daun kelor merupakan sayuran dengan kandungan kalsium tinggi.

Daun Lamtoro; Sumber gambar: http://www.tipsberkebun.com/klasifikasi-lamtoro.html

Daun Kelor; Sumber gambar: http://www.quranic-healing.com/2012/10/khasiat-daun-kelor-untuk-penyakit-medis.html
Mengatur konsumsi harian agar tercukupi kebutuhan kalsiumnya bukan berarti hanya boleh mengonsumsi makanan tertentu. Variasi pengolahan makanan diperlukan agar menu harian menjadi tidak membosankan. Berikut ini contoh menu bagi penderita osteoporosis.
Contoh menu penderita osteoporosis
Makan pagi : roti, telur ceplok, daun selada, tomat, susu coklat setengah gelas.
Pukul 10.00 : jambu biji.
Makan siang : nasi, pepes ikan teri, tahu bacem, gado-gado, sayur asem, pepaya.
Pukul 16.00 : jus melon, biskuit.
Makan malam : nasi, ayam bumbu bali, oseng tempe, sup sayuran, pisang.
Pukul 21.00 : susu setengah gelas.
Referensi:
Compston, Juliet. 2002. Osteoporosis. Jakarta: Dian Rakyat.
Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Brown. 2007. Osteoporosis: Simple Guides. Jakarta: Erlangga.
Hartono, Muljadi. 2004. Mencegah & Mengatasi Osteoporosis. Jakarta: Puspa Swara.
Sasongko, Agus Dwi. 2007. Menjaga Kesehatan Tulang. Jakarta: Sunda Kelapa.
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PPD IPD FKUI.
http://dokumen.tips/documents/7-jump-kasus-2.html
http://kamuskesehatan.com/arti/antikonvulsan/
###
*Artikel ini telah dimuat di Banyumas Pos edisi 651
**berkarya di Akbid YLPP Purwokerto
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi memberikan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah. Berdasarkan hasil seleksi, Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto memperoleh kuota 4 orang mahasiswa yang terpilih yaitu:
1. Laela Fajriah
2. Putri Utami
3. Endah Susilowati
4. Nurul Hidayatul Inayah
Kami ucapkan selamat kepada ke-4 mahasiswa tersebut, semoga beasiswa yang diperoleh dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan menjadi semakin bersemangat dalam meningkatkan prestasinya, aamiin.
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto menyelenggarakan Pelatihan Penanggulangan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal (PPGDON) atau Basic Trauma Cardiac Live Support Obstetri Neonatal (BTCLSON) dan Pelatihan Mom and Baby Massage untuk alumni Akbid YLPP Purwokerto Tahun 2016.
Pelatihan Mom and Baby Massage kerjasama Akbid YLPP Purwokerto dengan Indonesian Holistic Care Association (IHCA) dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 8-9 Oktober 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 72 peserta yang terdiri dari 62 alumni lulusan 2016 dan 10 peserta dari tenaga praktisi kesehatan. Gerakan memijat/mengurut atau massage telah dimanfaatkan selama ribuan tahun untuk menyembuhkan dan menyamankan karena dapat melancarkan peredaran darah, merangsang jaringan saraf, mengaktifkan saraf sadar, dll. Pelatihan ini salah satunya bertujuan agar peserta menguasai teknik pemijatan yang baik dan benar.

Pelatihan selanjutnya yaitu Pelatihan Penanggulangan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal (PPGD+ON) yang merupakan kerjasama Akbid YLPP Purwokerto dengan Jakarta Medical Service & Training 119, dilaksanakan selama lima hari yaitu tanggal 9-13 November 2016. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 70 peserta yang terdiri dari 59 alumni tahun 2016 dan 11 dari tenaga praktisi kesehatan. Materi pelatihan meliputi CPR, EKG Monitor & Defibrilasi, Pemakaian alat-alat Emergency & Evakuasi, Air Way Management & Intubasi, Balut Bidai, Initial Assesment dan Obstetri Neonatal. Pelatihan secara keseluruhan berjalan dengan baik dan lancar.




Brosur Pelatihan dapat diklik dengan mengeklik link berikut:
Pelatihan PPGDON/BTCLSON
Pelatihan Mom and Baby Massage