UPACARA HUT RI KE-69

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-69, Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto melaksanakan Upacara Bendera di halaman depan kampus Akbid YLPP Purwokerto.

Upacara diikuti oleh segenap dosen dan karyawan Akbid YLPP Purwokerto. Sebagai pembina upacara diwakili oleh Pembantu Direktur I yaitu Ibu Tri Anasari, S.Si.T, M.Kes.

Pembina upacara disamping menyampaikan sambutan Bapak Bupati Banyumas, beliau juga menambahkan agar kita sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia haruslah giat meningkatkan kinerja kita, terutama untuk memajukan Akbid YLPP Purwokerto agar terus berjaya dan mampu meluluskan bidan-bidan yang berkualitas yang terdepan dalam Ipteks, modern dan berakhlak mulia, aamiin, MERDEKA!!!

Sindrom Gedung Sakit

oleh : Prieharti*
Sindrom Gedung Sakit (Sick Building Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit akibat kondisi udara dalam gedung yang tidak sehat.

Sindrom Gedung Sakit sudah dikenal orang sejak tahun 1970. Pada awalnya Sindrom Gedung Sakit dikenal juga dengan Tigh Building Syndrom karena sindrom ini sering dijumpai dalam gedung-gedung pencakar langit. Namun dari penelitian ditemukan Sindrom Gedung Sakit juga terjadi pada gedung-gedung biasa yang memiliki kualitas udara yang buruk.

World Health Organization (WHO) pada tahun 1984 melaporkan bahwa 30% gedung baru di seluruh dunia mengakibatkan keluhan pada pekerjanya. Hal tersebut berkaitan dengan buruknya kualitas udara dalam ruangan ( Indoor Air Quality atau IAQ ). Pada tahun 1997, National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH, USA) menyebutkan terdapat 52% penyakit pernapasan terkait dengan Sindrom Gedung Sakit.

Penyebabnya adalah buruknya ventilasi gedung dan jeleknya kinerja Air Conditioner (AC) akibat jarang dibersihkan. Penelitian selanjutnya yang dilakukan tahun 2008 pada 18 kantor di Jakarta selama enam bulan yaitu bulan Juli sampai dengan Desember menunjukkan bahwa 50% orang yang berada alam gedung perkantoran cenderung mengalami Sindrom Gedung Sakit.

Penyebab buruknya kualitas udara dalam gedung

Udara dalam gedung dapat memburuk diantaranya disebabkan karena ada gangguan sirkulasi udara. Gangguan tersebut dikarenakan ventilasi udara yang tidak memadai, sistem Heating-Ventilating-Air-Conditioning (HVAC) tidak berjalan baik dan juga karena jumlah udarasegar yang dimasukkan tidak mencukupi untuk sejumlah orang dalam gedung tersebut.

Pencemaran udara bisa bersumber dari peralatan kantor seperti : yang ditimbulkan dari mesin foto copy, mesin faksimile, komputer dan proyektor, atau dapat juga berasal dari bahanbangunan gedung seperti : dinding atau plafon dari particle board, karpet, cat tembok dan cat kayu, karet busa dan sebagainya.

Udara dalam gedung dapat tercemar dari asap kendaraan bermotor yang lewat, atau karena gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung dan letak gedung yang berdekatan dengan generator listrik berbahan bakar minyak bumi.

Bahan pembersih kantor dan pengharum ruangan yang tidak ramah lingkungan juga ikut menambah pencemaran udara dalam gedung. Faktor manusia penghuni gedung turut menambah daftar penyebab pencemaran udara dalam gedung yaitu pada saat karyawan atau tamu ada yang merokok. Pencemaran juga dapat berasal dari mikroba berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

Gejala Sindrom Gedung Sakit

Sindrom Gedung Sakit bukan penyakit tunggal yang dapat didiagnosa segera pada pekerja di dalam gedung. Asma (penyakit sesak napas), rinitis (radang selaput lendir hidung) dan konjungtivitis (peradangan selaput lendir pada kelopak mata) alergi adalah penyakit alergi yang memiliki gejala sama dengan Sindrom Gedung Sakit.

Gejala Sindrom Gedung Sakit dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk gangguan.

Pertama adalah gangguan neurologis (saraf) yang dapat berupa nyeri kepala, kelelahan, sulit berkonstrentrasi, rasa stres/tertekan, cepat marah dan mudah tersinggung.

Kedua , gangguan paru dan pernapasan seperti sesak nafas, mengi/nafas berbunyi, batuk dan rasa berat di dada.

Ketiga merupakan gangguan kulit seperti kulit kering dan gatal.

Keempat, gejala gastrointestinal (berhubungan dengan lambung dan usus) berupa diare/mencret.

Kelima , gangguan pada sendi dan otot, terutama di pundak dan belakang badan.

Keenam , bermacam iritasi pada mata (mata merah, pedih, berair), iritasi pada tenggorokan (sakit menelan, batuk kering) dan iritasi pada hidung (bersin, gatal). Terakhir adalah mengalami gejala mirip flu, namun akan segera berkurang atau bahkan hilang saat penderita keluar dari gedung.

Gejala-gejala di atas baru dapat dikatakan Sindrom Gedung Sakit apabila ada sekitar 20% sampai dengan 50% pekerja dalam kantor yang mengalaminya dan menetap selama minimal dua minggu. Apabila hanya dialami oleh dua atau tiga orang maka mungkin hanya mengalami flu biasa.

Pencegahan Sindrom Gedung Sakit

Penderita Sindrom Gedung Sakit akan sembuh apabila keluar dari dalam gedung tersebut dan gejala-gejala penyakitnya dapat disembuhkan dengan obat-obat simtomatis (obat-obat penghilang gejala penyakit). Hal ini tentu saja tidak selalu dapat dilaksanakan karena dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan. Pencegahan Sindrom Gedung Sakit dapat dilakukan dengan mengupayakan agar sirkulasi udara dan ventilasinya berjalan baik sehingga semua orang yang bekerja dalam gedung tersebut merasa nyaman, segar dan sehat. Mesin-mesin kantor yang dapat mengakibatkan udara tercemar hendaknya diletakkan dalam ruangan terpisah. Usahakan menggunakan bahan-bahan pembersih kantor yang ramah lingkungan.

Sindrom Gedung Sakit juga dapat dicegah sejak awal yaitu dari mulai penentuan lokasi dan arsitektur gedung yang sehat dan jauh dari sumber polutan, menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, merancang pemeliharaan yang baik dan dikhususkan pada sistem HVAC.

Apabila gedung akan direnovasi, maka penambahan batas-batas ruangan dan penambahan jumlah orang yang bekerja dalam satu ruangan hendaknya dilakukan setelah memperhitungkan agar setiap bagian ruangan dan setiap individu mendapat ventilasi yang memadai. Pencegahan Sindrom Gedung Sakit memerlukan komunikasi yang baik antara pekerja, manajer dan pemelihara gedung. Jadi pencegahan Sindrom Gedung Sakit harus dilakukan secara komprehensif (karena melibatkan pekerja, manajer dan organisasi). Yang tidak kalah penting adalah pengelolaan lingkungan sosial kerja karena lingkungan kerja dapat menimbulkan stres.

Stres di tempat kerja dapat menghambat kenyamanan bekerja dan menimbulkan banyak keluhan kesehatan.

* berkarya di Akbid YLPP Purwokerto

** artikel ini telah dimuat di Banyumas Pos

 

Sumber Referensi

  1. Cermin Dunia Kedokteran.Vol.39 No.1 tahun 2012 (hlm.21-24)
  2. ww.web.id
  3. kiathidupsehat.wordpress.com
  4. www.digilib.ui.ac.id

Beragam Penyakit di Tempat Kerja

Oleh : Prieharti*

Penyakit yang Anda derita sebetulnya dapat ditimbulkan dari lingkungan kerja Anda. Pengetahuan tentang penyakit yang dapat ditimbulkan dari tempat kerja Anda, diharapkan akan dapat mencegah Anda terkena penyakit-penyakit tersebut. Dengan tidak terjadinya penyakit maka status kesehatan akan menjadi optimal sehingga dapat meningkatkan produktivitas Anda di tempat kerja.

Apabila pekerjaan Anda menuntut berjam-jam di depan komputer, atau duduk seharian penuh di kantor, atau mengoperasikan mesin-mesin pabrik, atau bahkan mengolah bahan-bahan kimia, tanpa disadari hal tersebut dapat memicu penyakit pada diri Anda.

      Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Menurut ILO (International Labour Organization) Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit dengan penyebab yang spesifik atau berhubungan kuat dengan pekerjaan.

Kategori Penyakit Akibat Kerja

Menurut WHO ada empat kategori Penyakit Akibat Kerja, pertama, penyakit yang penyebabnya diduga merupakan satu-satunya penyebab atau hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumokoniosis (semua penyakit paru yang disebabkan oleh inhalasi debu kronik, biasanya debu yang berasal dari lingkungan atau pekerjaan). Kedua adalah penyakit yang penyebabnya diduga bukan satu-satunya penyebab atau yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma bronkhogenik (tumor paru yang ganas).

    Kategori Penyakit Akibat Kerja ketiga adalah penyakit yang penyebabnya diduga memperberat gejala penyakit yang sudah ada atau penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronkhitis kronis (radang cabang tenggorok yang tidak sembuh-sembuh). Yang keempat adalah penyakit yang penyebabnya diduga memicu munculnya/timbulnya gejala penyakit yang sudah ada, misalnya asma (gangguan bernafas yang sering bersifat alergis ditandai dengan sulit bernafas dan rasa sesak di dada atau lazim disebut penyakit sesak napas).

Penyebab dan Jenis Penyakit Akibat Kerja

Pada umumnya penyebab terjadinya penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah karena ada ketidakseimbangan antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja. Penyebab penyakit akibat kerja dapat dikelompokkan dalam lima faktor. Faktor pertama adalah faktor fisik, yang meliputi suara (kebisingan), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan udara, vibrasi (getaran) dan pencahayaan/penerangan.

Faktor kedua adalah semua bahan kimiawi yang digunakan dalam lingkungan kerja dan dapat menimbulkan gangguan yang dapat berbentuk debu , uap atau asap, bau gas dan larutan asam dan basa. Ketiga adalah faktor biologi yang berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Termasuk binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mengganggu seperti nyamuk, kecoa, lalat, lumut, taman yang tidak teratur dan lain sebagainya.

      Keempat adalah faktor fisiologis yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan ( ergonomi) seperti desain tempat kerja, meja atau kursi yang terlalu tinggi dan lain-lain. Kelima adalah faktor sosial psikologi yaitu suasana kerja yang tidak harmonis yang dapat menimbulkan stres kerja dengan gejala psikosomatis (berkaitan dengan gangguan emosi atau mental) berupa mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar dan lain-lain.

Beberapa penyakit akibat kerja atau hubungan kerja diantaranya, penyakit paru dan saluran pernafasan, penyakit kulit, kerusakan pendengaran, gejala pada punggung dan sendi, kanker, liver, masalah neuropsikiatrik (masalah psikiatri yang berhubungan dengan neurofisiologi fungsi otak), dan beberapa penyakit lain yang tidak diketahui sebabnya seperti alergi, gangguan kecemasan, sick building syndrome (situasi munculnya gejala penyakit yang berhubungan dengan kondisi di dalam ruangan kantor) dan multiple chemical sensivities (kepekaan terhadap beberapa bahan kimia tertentu).

Menurut Muchtaruddin Mansyur SpOK, Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis Okupasi FK-UI, ada empat penyakit utama akibat pekerjaan yaitu penyakit saluran nafas dan paru, serta penyakit otot dan rangka. Ada juga gangguan lain seperti THT (telinga, hidung dan tenggorokan) dan gangguan penyakit dalam (keracunan, ginjal dan hati). Penyakit akibat kerja biasanya bersifat reversibel (bolak-balik), sehingga dibutuhkan penanganan yang serius dan komprehensif.

Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Pencegahan Penyakit Akibat Kerja dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, pencegahan primer, sekunder dan tersier. Dalam pencegahan primer yang harus diperhatikan adalah perilaku kesehatan, faktor bahaya di tempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga dan gizi seimbang.

Sedangkan pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian melalui perundang-undangan, pengendalian administratif atau organisasi, misal dengan pembatasan jam kerja atau rotasi pekerjaan, melakukan pengendalian teknis dengan menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri seperti masker, helm, alat pelindung telinga dan lain-lain), pemasangan ventilasi dan lain-lain, serta dengan melakukan pengendalian melalui jalur kesehatan yaitu imunisasi.

Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pra-kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, pengawasan, pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja dan pengendalian segera di tempat kerja.

Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap Penyakit Akibat Kerja. Beberapa tips dalam mencegah Penyakit Akibat Kerja diantaranya adalah sebagai berikut:

  •  Memakai APD ( Alat Pelindung Diri) dengan benar dan teratur.
  •  Mengenali resiko pekerjaan.
  •  Segera datang ke tempat kesehatan apabila terdapat luka atau gangguan yang berkelanjutan.

Kondisi fisik yang sehat sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari termasuk dalam bekerja. Kepedulian dan kesadaran akan jenis pekerjaan dan juga kondisi pekerjaan akan dapat meminimalisasi gangguan penyakit yang menyerang. Dengan dukungan dari kantor atau perusahaan yang sadar kesehatan, maka tempat kerja akan menjadi lahan yang mendatangkan keuntungan dan bukan mendatangkan penyakit.

*berkarya di Akbid YLPP Purwokerto

**telah dimuat di Banyumas Pos

Sumber Referensi

  1. Notoatmodjo,Soekdijo.2007.Kesehatan Masyarakat:ilmu dan seni.Jakarta:Rineka Cipta.
  2.  rektor.uin-malang.ac.id
  3.  www.health.detik.com
  4.  www.makalahkesehatankerja.info
  5. www.surabaya-ehealth.org
  6. www.yankes.itb.ac.id

PENGUMUMAN STR ALUMNI LULUSAN 2013

Pengumuman diberitahukan kepada seluruh alumni Akbid YLPP Purwokerto Lulusan Tahun 2013, bahwa STR sudah jadi dan sudah dapat diambil mulai hari Selasa Tanggal 15 Juli 2014 di jam kantor (jam 08.00 – 15.00 WIB). STR baru disertai satu legalisiran dari MTKI, untuk legalisir STR dari MTKP menyusul kurang lebih satu minggu kemudian. Untuk pengambilan STR & legalisiran dikenakan biaya Rp. 20.000,-.

Tasyakuran Menjelang Puasa Ramadhan 1435 H

Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto mengadakan tasyakuran menyambut Puasa Ramadhan 1435 H pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2014 ba’da Sholat Jum’at.

 

Acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Prada, Ibu Ratifah SST, M.Kes, Direktur Akbid YLPP Purwokerto, seluruh dosen dan segenap karyawan Akbid YLPP Purwokerto.

 

Acara diawali dengan sambutan oleh Ibu Direktur yang dilanjutkan oleh Ketua YLPP. Dalam acara tersebut disampaikan bahwa sebagai sesama muslim kita harus saling maaf memaafkan, apabila bertemu juga saling bersalam-salaman, jangan sampai kita bersikap sombong, karena sikap sombong sangat dibenci Alloh SWT. Menjelang Puasa Ramadhan 1435H, hati kita harus bersih agar amalan puasa yang akan kita jalankan tidak sia-sia. Karena di saat Bulan Suci Ramadhan amalan ibadah kita akan dilipatgandakan jadi marilah kita saling berlomba untuk berbuat kebaikan.

Acara ditutup dengan pembacaan doa bersama secara khidmat, dan dilanjutkan dengan potong tumpeng dimana potongan yang pertama diserahkan oleh Ibu Direktur kepada Ibu Ketua YLPP, serta diakhiri dengan makan tumpeng bersama-sama. Semoga Akbid YLPP Purwokerto dapat terus berkarya menciptakan generasi-generasi bidan yang berkualitas dan terbaik dalam melayani kesehatan masyarakat. Aaamiiin…..